Kamis, 29 April 2010

Hukuman Mati

Rabu malam, jam telah menunjukkan pukul 18.30 ketika saya merebahkan badan untuk melepas rasa penat dan letih setelah seharian bergelut dengan aktifitas kantor yang lumayan membuat pusing… seperti orang dahaga ketika kerongkongannya dilewati teggukan pertama air murni, begitu tinggi kepuasan yang di dapatnya..Seperti itulah yang saya rasakan ketika pertama kali merebahkan badan. Bayangkan bagaimana ketika otot leher yang kejang karena selama 12 jam mengamati monitor, bayangkan bagaimana bokong yang panas karena selama 12 jam duduk di kantor, bayangkan mata yang lelah karena selama 12 jam lebih banyak terfokus pada monitor…. bayangkan juga bagaimana perut yang belum terisi sejak siang….Semua itu menguap entah kemana-seperti embun terkena sinar matahari, berganti dengan suasana santai dan rileks…

Suara televisi yang sejak tadi menyiarkan acara “debat” menarik perhatian saya untuk mengikutinya. Debat malam itu bertemakan ”Pro Kontra Hukuman Mati Bagi Koruptor”. Sebuah tema yang menarik di tengah maraknya isu pemberantasan korupsi di negeri ini..Menampilkan dua orang tokoh yang selama ini sering muncul di layar kaca..masing-masing mewakili pihak pro hukuman mati dan yang kontra hukuman mati bagi para koruptor…

Sepintas memang tidak ada yang spesial dari tema acara debat tersebut, tapi yang menarik adalah pendapat dari tokoh-tokoh yang mewakili pihak yang kontra terhadap hukuman mati terhadap para koruptor tersebut….Mereka mengatakan bahwa tidak perlu adanya hukuman mati bagi para koruptor dengan argumen bahwa hal itu tidak akan menimbulkan efek jera dan belum ada landasan hukumnya serta melanggar HAM, sambil menggunakan analogi antara pencopet jalanan dengan koruptor… Aneh, karena mereka yang selama ini muncul di berbagai media menyuarakan pemberatasan korupsi setuntas-tuntasnya dan berpendapat bahwa korupsi itu merupakan kejahatan yang luar biasa sehingga di butuhkan upaya yang luar biasa dan juga untuk memberantasnya tentu dengan hukuman yang luar biasa juga….kok sekarang mereka malah tidak setuju dengan pemberlakuan hukuman mati bagi para koruptor..???

Dimana idealisme mereka tentang pemberantasan korupsi ketika mencuatnya isu cicak vs buaya…??? dimana idealisme mereka ketika mengerahkan ribuan massa untuk mendorong upaya pemberantas korupsi…??? Dimana idealisme mereka ketika mereka mengatakan bahwa perbuatan korupsi yang terjadi selama ini telah menyengsarakan rakyat, yang notabene merupakan hak asasi sebagai warga negara untuk mendapatkan kehidupan yang adil dan makmur…???

Jadi, memang benarlah kalau ada ungkapan bahwa Orang-orang yang selama ini mengagungkan idelisme,akan hilang idealismenya ketika berada dalam suatu sistem yang tidak ideal, IDEnya tenggelam semua di telan oleh tradisi sesat yang telah ada sebelumnya, hanya ALISnya yang naik-turun….

Hehehehehehehehehe…..

:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar