Kamis, 29 April 2010

Menggugat

Akhir-akhir ini, media massa baik lokal maupun nasional tanah air menyuguhkan berita-berita yang sangat mengejutkan sekaligus memprihatinkan. Bagaimana tidak, sejumlah kasus mulai dari century, markus pajak, kerusuhan, tawuran antar warga, mafia hukum, bencana alam, penggelapan dana warga miskin, penyelewengan dana bantuan sosial, dan masih banyak lagi, silih berganti mengisi ruang dengar dan penglihatan kita. Hal ini membuat kita sebagai warga negara seolah tersadar bahwa ternyata masih banyak yang perlu di benahi dalam rumah tangga negara kita…

Belum hilang dari memori kita bagaimana hebohnya ketika kasus century terungkap ke publik…Tidak main-main 6,7 Triliun uang negara sekaligus uang rakyat di kuras hanya untuk menutupi kerugian sejumlah konglomerat bejat. Bagai jamur di musim hujan, sejumlah cerdik pandai bermunculan memberikan tanggapan dan komentarnya dengan latar belakang disiplin ilmunya masing-masing…sampai disini saya berpikir, kurang apa negara kita ini? Lihatlah, begitu banyaknya orang pintar di negara kita ini. Tidak sedikit dari mereka yang menyandang gelar profesor atau doktor dari universitas ternama di dunia… Tapi, toh semuanya tidak memberikan sumbangsih apa-apa bagi penyelesaian kasus tersebut. Apa para cendik pandai tersebut hanya numpang tenar aja dari kasus century?, biar sering di undang sebagai narasumber dalam berbagai forum diskusi atau memang hanya ingin menunjukkan eksistensi mereka, perkara bisa membantu penyelesaian masalah, itu menjadi urutan nomor sekian..Tidak jarang kita melihat di media, ada beberapa pakar yang berdebat mengenai suatu masalah, tapi lucunya, mereka tidak berdebat mengenai bagaimana masalah itu bisa di tuntaskan, justru mereka berdebat mempertahankan idealisme pribadi dari latar belakang disiplin ilmu mereka masing-masing.. Aneh kan..???

Dalam situasi seperti sekarang ini, rakyat tidak memerlukan para pakar yang bisanya hanya bicara tanpa ada sumbangsih nyata bagi penyelesaian masalah di republik tercinta ini. Rakyat memerlukan orang yang langsung terjun kelapangan untuk memperbaiki semua kebobrokan yang sudah terlanjur ada dan lestari di negeri ini. Rakyat memerlukan sosok seperti Susno Duaji, yang berani menantang institusinya sendiri demi mengungkap dan memberantas para ”Markus” yang selama ini telah banyak menyengsarakan kita…Tapi, lagi-lagi muncul keanehan. Orang yang berjuang untuk hal itu justru di tentang dan di jadikan musuh bersama.. Seharusnya orang yang berjuang untuk membenahi ketidakberesan tersebut layak untuk mendapat penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya…Tanpa orang seperti Susno, mungkin centeng-centeng markus seperti Gayus, Andi Kosasih, Haposan, Syahril Johan, Paulus dan masing banyak lainnya seperti kasus di Surabaya, akan semakin leluasa menikmati uang negara yang di peras dari keringat rakyat melalui media pajak…

Semoga semua yang terjadi beberapa waktu terakhir ini dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua, terutama bagi para pejabat negara untuk membenahi semua aspek kehidupan bersama. Bukan berarti kita lepas tanggung jawab, sebagai warga negara kita berkewajiban untuk melakukan kontrol sosial terhadap semua sepak terjang para pejabat negara di daerah masing-masing, sehingga semua bisa berjalan pada jalur yang semestinya…Sehingga cita-cita mulai para pendiri bangsa yaitu menjadikan Indonesia sebagai negara yang adil dan makmur dapat terwujud….

Semoga tidak ada lagi bencana yang telah banyak menguras air mata negeri ini

Semoga tidak ada lagi pejabat yang mengkhianati rakyatnya

Semoga tidak ada lagi kerusuhan yang telah banyak menelan korban

Semoga tidak ada lagi pedagang kecil tergusur hanya untuk kepentingan para konglomerat

Semoga tidak ada lagi para siswa yang meratap karena tidak lulus UN…dan

Semoga tidak ada lagi tulisan seperti ini…..hehehehehehe

Karena negara sudah adil dan makmur dari Sabang sampai Merauke…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar