Kamis, 29 April 2010

Menemukan Kebahagiaan

Dalam menjalani kehidupan sahari-hari,tidak terlepas dari satu keinginan mulai yang tidak terbantahkan yaitu”menemukan kebahagiaan”. Berbagai upaya kita lakukan agar keinginan itu tercapai. Kita rela menghabiskan separuh waktu kita dengan bergelut dengan pekerjaan. Dimana terkadang kita mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan,baik itu datangnya dari pekerjaan itu sendiri ataupun tekanan dari pihak managemen tempat kita bekerja. Tapi, tahukah kita kalau sebenarnya kebahagiaan itu datangnya dari dalam diri kita sendiri..

Mungkin sebuah cerita sederhana dibawah ini dapat menginspirasi kita agar dapat menemukan kebahagiaan itu sendiri…ehem…ehem….

Suatu ketika, terdapat seorang pemuda di tepian telaga. ia tampak termenung. Tatapan matanya kosong menatap hamparan air di depannya. seluruh penjuru mata angin telah di lewatinya, namun tak ada satupun titik yang membuatnya puas. Kekosongan makin makin senyap, sampai ada suara yang menyapanya. Ada orang lain di sana..”Sedang apa kau di sini anak muda?” tanya seseorang. Rupanya ada seorang kakek tua. “apa yang kau risaukan..?” anak muda itu menjawab,”aku lelah kakek. telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga ku temukan rasa itu dalam diriku.

Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku. Kemanakah aku harus mencarinya?”. Kakek tua itu duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian. Dipandangnya wajah lelah di hadapannya. Lalu ia mulai bicara, ” Di depan sana, ada sebuah taman. Jika kamu ingin dapat jawaban dari pertanyaan mu, tangkaplah seekor kupu-kupu buatku. Mereka berpandangan “YA…tangkaplah seekor kupu-kupu dengan tanganmu” sang kakek mengulang kalimatnya lagi. Perlahan pemuda itu bangkit menuju satu arah, Taman.

Taman yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga yang bermekaran. Tak heran, banyak kupu-kupu yang berterbangan di sana. Sang kakek, melihat dari kejauhan, memperhatikan tingkah yang di perbuat pemuda yang sedang gelisah itu. anak muda itu mulai bergerak. Dengan mengendap-endap, ditujunya seekor sasaran. Perlahan, namun Hup! sasaran itu luput. Dikerjarnya kupu-kupu itu ke arah lain. Ia tak mau kehilangan buruannya. Namun lagi-lagi Hap!!…Ia gagal

Ia mulai berlari tak beraturan. Diterjangnya sana-sini. Ditabraknya rerumputan dan tanaman untuk mendapatkan kupu itu.Gerakannya semakin liar, namun tidak ada satu pun yang dapat di tangkapnya. Sang pemuda itu mulai kelelahan, nafasnya memburu, dadanya bergerak naik turun dengan cepat..sampai akhirnya ada teriakan. “Hentikan dulu anak muda. Istrahatlah”. Tampak sang kakek yang berjalan perlahan. Tapi lihatlah, ada sekumpulan kupu-kupu berterbangan di sisi kanan-kiri kakek itu bahkan ada yang hinggap di tubuhnya

“Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Berlari dan menerjang?Menabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak?”. sang kakek menatap pemuda itu. “Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu. Semakin kau terjang, semakin ia menghindar. Semakin kau kejar, semakin ia pergi dari dirimu”.

“Namun tangkaplah kupu-kupu itu dengan tenang. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam. carilah kebahagiaan itu dalam dirimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu akan datang dengan sendirinya…

dari cerita diatas, kita belajar bahwa bahagia bukanlah sesuatu yang dapat di gengam. bahagia adalah udara, dan kebahagiaan adalah aroam dari udara itu. Kita belajar bahwa kebahagiaan itu memang ada dalam hati. Mari kita temukan kebahagiaan itu dalam setiap langkah yang kita lakukan

Dalam bekerja, belajar, menjalani kehidupan, sedih, gembira, sunyi dan riuh. Temukanlah kebahagiaan itu dengan perlahan dan tenang dalam ketulusan hati kita…Kebahagiaan ada di mana-mana. Rasa itu ada di sekitar kita. Bahkan mungkin “hinggap” di hati kita, namun kita tak pernah memperdulikannya. Mungkin juga, bahagia itu berterbangan di sekeliling kita, namun kita terlalu acuh untuk menikmatinya……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar